Senin, 25 April 2016

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA


Nama Anggota Kelompok :
Joseph Lie (25)
Kevin Hadilistiyanto (26)
Leonardo Calvin (27)

XI IPA 2 
Sma Xaverius 1 Jambi
Tahun Pelajaran 2015 - 2016




Kata Pengantar


Puji Syukur Kami Ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya kami dapat menyelesaikan Laporan kami yang berjudul "LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA"  

Adapun dalam menyelesaikan Laporan ini kami menerima bantuan dari berbagai pihak terutama dari guru pembimbing kami ibu Elizabeth Djahjadarmawan ,maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan baik praktikum maupu laporan ini

Akhir kata kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga kami meminta maaf apabila terdapat beberapa kesalahan kesalahan kecil dalam praktikum maupun laporan kami



Jambi ,24 April 2016


( Oleh : Joseph Lie )



Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum adalah untuk dapat menentukan kadar asam asetil salisilat yang terkandung dalam obat aspirin dengan menggunakan metode titrasi asam basa.

( Oleh : Leonardo calvin)


Manfaat


Manfaat dari praktikum adalah untuk dapat mengetahui kadar asam asetil salisilat yang terkandung dalam obat aspirin dengan metode titrasi asam basa yang dapat dibandingkan dengan kadar yang tertera pada kemasan.

( Oleh : Leonardo calvin)



Teori Singkat

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.[1]
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini.
Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). 

Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhibirida asam asetat menurut reaksi berikut


Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan titrasi dengan larutan NaOH 0.1 M persamaan reaksi kimia sebagai berikut 


Titik ekuibalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan menjadi pink muda, dengan indikator pp, yang konstan selama satu menit. Kadar titran NaOH yang berlebih mengakibatkan terjadi reaksi sebagai berikut 



MEKANISME KERJA ASPIRIN
  1. Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides.
  2.  Menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi trombosit.
  3. Menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan inilah yang mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack).
  4. Pada endotel pembuluh darah, menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.

(Oleh : Joseph)



ALAT DAN BAHAN

Alat :
  1.   Sendok plastik
  2.   Lumpang porselin
  3.   Gelas plastik
  4.   Labu erlenmeyer  
  5.   Gelas ukur
  6.   Pemanas
  7.   Timbangan
  8.   Kain lap
  9.   Tissue
  10.   Label
  11.   Pipet

Bahan : 
  1.   Tablet aspirin
  2.   Air mineral
  3.   NaOH
  4.   Indikator pp
  5.   Alkohol


( Oleh : Leonardo Calvin)




Metode


1.Timbanglah terlebih dahulu tablet aspirin yang akan digunakan



2.Hancurkan Tablet sampai sangat halus pada lumpang porselin

3.Masukkan bubuk tablet aspirin ke dalam labu erlenmeyer (jangan sampai tumpah)


4. Cucilah lumpang porselin dengan 25 ml etannol 25% sampai bersih dan masukan larutan ke dalam Erlemeyer.


5.Aduk larutan pada erlemeyer dengan cara memutarnya searah jarum jam selama 5 menit kemudian letakkan diatas hotplate dan dibiarkan sampai mendidih

6.Tambahkan 5 ml air ke dalam erlemeyer

7.Ambil 5 ml larutan dari erlemeyer pada langkah ke 6 (yang telah dicampur 5 ml air ) ke dalam erlemeyer baru

8.Percobaan 
  • Percobaan Pertama :Masukkan 2 tetes BTB ( indikator ) ke dalam erlemeyer pada langkah ke 7 tadi ,kemudian teteskan larutan Naoh 0,1 M sebanyak 0,05 ml pertetes sampai warna larutan berubah menjadi warna hijau,Hitung dan catat berapa banyak tetesan






  • Percobaan kedua : Masukkan 2 tetes PP kedalam erlemeyer baru seperti pada langkah 7 lalu teteskan Naoh 0,1 M sebanyak 0,05 ml pertetes sampai berubah warna menjadi merah muda ,Hitung dan catat berapa banyak tetesan






(Oleh : Leonardo Calvin)





Bagan Cara Kerja 



Sumber : Joseph Lie




Hasil Praktikum

Sumber : Joseph




Penghitungan



  Dari hasil praktikum yang didapatkan , dilakukan kalkulasi sebagai berikut untuk menentukan kadar asam asetil salisilat dalam 1 tablet :



Percobaan dengan indikator biru bromtimol (btb)

Sumber : Kevin Hadilistianto

Sumber : Kevin Hadilistianto



Percobaan dengan indikator Fenolflatein (PP)


Sumber : Kevin Hadilistianto

Sumber  : Kevin Hadilistianto




Hasil dan Pembahasan



Fungsi aspirin adalah sebagai obat analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik, oleh karena itu kegunaan aspirin adalah untuk mengatasi rasa sakit, untuk mengatasi demam, untuk mengatasi peradangan tulang dan sendi, untuk mengatasi serangan jantung dan stroke. Selain kegunaan tersebut manfaat aspirin lainya adalah aspirin untuk jerawat karena aspirin memiliki kandungan aktif asam salisilat yang dapat digunakan untuk mengecilkan pori –pori pada wajah serta mengatasi peradangan dan penggumpalan darah pada jerawat.

Setelah perhitungan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kadar asam asetil salsilat yang terdapat dalam 1 butir aspirin hanya kurang lebih 59-80% maka dari itu dalam penggunaan tablet aspirin ini harus dalam anjuran dosis secukupnya untuk mencegah terjadinya overdosis dan efek samping efek samping yang tidak diinginkan seperti:
  • Alergi berupa biduran hingga sindrom Steven–Johnsons
  • Serangan asma dan sesak napas
  •  Rasa tidak nyaman pada lambung
  •  Perdarahan spontan dan perdarahan saluran cerna
  •  Gangguang fungsi hati
  • Gangguang fungsi ginjal


(oleh : Joseph)




Kesimpulan


Berdasarkan hasil praktikum dengan menggunakan tablet seberat 0,15 gr dan indikator BTB diperoleh kadar asam asetil salsilat sebesar 59% dari 0,15 gr dan dibandingkan dengan hasil dari label yaitu 100 mg = 0,1 g asam asetil diperoleh persen hasil sebesar 88,5%




(oleh : Leonardo Calvin)



Saran

  1. Pada saat menimbang aspirin pastikan agar berat stabil barulah dicatat
  2. Pada saat memasukkan bubuk aspirin ke dalam erlemeyer baru pastikan tidak ada yang terbuang sedikitpun
  3. Perhatikan dengan sangat baik perubahan warna yang terjadi pada saat meneteskan Naoh ke dalam larutan
  4. Lakukan perhitungan dengan sangat teliti

(oleh : Leonardo Calvin)




Kata Penutup



        Kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam membantu praktikum kami ,kami selaku tim mengucapkan terima kasih banyak terutama kepada Ibu Elizabeth Djahjadarmawan selaku guru dan pembimbing dalam praktikum ini
         Kami juga ingin meminta maaf apabila terdapat beberapa kesalahan dalam laporan ini ,kami dengan pikiran terbuka akan siap menerima saran dan kritik dari kalian.Akhir kata kami berharap laporan kami bermanfaat bagi siapapun yang berminat dalam hal ini


(oleh : Leonardo calvin)





Daftar Pustaka


https://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin

http://mediskus.com/aspirin

Tjahjadarmawan , Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media



Kontributor


Admin :
Joseph Lie

Guru pembimbing :
Elizabeth Djahjadarmawan

Penulis :
Joseph Lie
Kevin Hadilistianto
Leonardo Calvin

Photographer :
Joseph Lie

Senin, 04 April 2016

Uji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Kulit Rambutan

Menentukan Trayek Ph dan Warna dari Indikator Alami Kulit Rambutan

Nama Kelompok : 
Joseph Lie
Kevin Hadilistianto
Leonardo Calvin

Kelas XI IPA 2
 Jambi
Maret 2016


Kata Pengantar



Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME atas kehadiratnya karena telah membantu kami menyelesaikan tugas baik praktek maupun laporan kimia yang diberikan oleh guru kami Bu Elizabeth Tjahjadarmawan

Laporan ini dapat dibuat karena bantuan dari berbagai pihak ,maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat baik saat praktek maupun pembuatan laporan.Laporan ini dibuat dan ditujukan kepada pembaca,peneliti berikutnya dan untuk penilaian guru pembimbing

Kami juga dengan dengan senang hati menerima kritik maupun saran dari pihak manapun jika ada kesalahan kesalahan yang terjadi . akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Jambi,4 april 2016


TUJUAN



Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami ekstrak kulit rambutan pada larutan uji asam, netral, dan basa.


MANFAAT



Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing - masing.


TEORI SINGKAT

         Indikator adalah asam lemah yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi :


Jika larutan indikator di larutkan dengan zat yang bersifat asam maka warna larutan tersebut akan mengikuti warna 1 atau dengan kata lain kesetimbangan bergeser ke kiri(Hln) sebaliknya jika larutan indikator dilarutkan dengan zat yang bersifat basa maka warna larutan tersebut akan mengikuti warna 2 atau dengan kata lain kesetimbangan bergeser ke kanan (ln) sedangkan jika dilarutkan dengan larutan bersifat netral maka warna dan kesetimbangan zat tidak akan berubah atau tetap stabil

Metode

Alat :

    1. pH meter           (10)
    2. Gelas aqua        (10)
    3. Label                (10)
    4. Sendok Plastik (10)

Bahan :

    1. Ekstrak kulit rambutan (100gr)
    2. Etanol 70% (100ml)
    3. Air secukupnya 
    4. Larutan masing masing 3 sdm
      1.  HCL    
      2.  NaOH
      3.  Na2CO3
      4.  Air Sabun
      5.  Air Mineral
      6.  Blangko ( Indikator )
      7. Air Hujan
      8. Al2(SO4)3
      9.  NaCl
      10.  CH3COOH


Cara Kerja




Hasil Pengamatan

Foto Larutan Uji dengan Indikator:


Trayek warna setelah larutan uji dicampur dengan larutan indikator
urutan (dari kiri):
HCl--Nacl--Air hujan--CH3COOH--air mineral--Al(SO4)3--Indikator--air sabun-- Na2Co3--NaOH

Tabel Trayek Warna dan pH


Penghitungan Nilai Ka Indikator


Penghitungan nilai Ka indikator menggunakan persamaan:
Jika angka angka dimasukkan maka didapat

Nilai Ka indikator alami = 1,58489 x 10 ^ -4

Diskusi dan Pembahasan

Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) merupakan sejenis buah-buahan tropika yang berasal dari Malaysia dan Indonesia. Kulitnya yang berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Adanya warna merah pada kulit rambutan diduga terdapat pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Ukuran kulit rambutan yang terbaik adalah kulit rambutan yang diblender dan hasil terbaik diperoleh pada temperatur 70 0C dan waktu ekstraksi selama 8 jam. Kondisi ini memberikan nilai intensitas warna dengan absorbansi 1,0086, konsentrasi 120,1601 mg/L dan rendemen sebesar 0,6008 %.

kulit rambutan dapat digunakan sebagai indikator untuk menguji larutan asam basa karena pHnya yang berada di rentangan netral serta warnanya yang dapat berubah

Berdasarkan nilai Ka nya ekstrak kulit rambutan tergolong asam lemah



Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
  1. Warna larutan basa lebih gelap dibanding asam
  2. Ka indikator alami diperoleh 1,58489 x 10 ^ -4
  3. Warna larutan netral mendekati warna indikator


Saran

Bagi peneliti berikutnya kami menyarankan beberapa hal yakni :
  1. Saat ingin mengukur pH pastikan alat pengukur bersih dari cairan lain serta keadaan larutan stabil (tidak terguncang guncang)
  2. Baiknya menyediakan larutan uji / indikator lebih untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan pencampuran
  3. Baiknya tanyakan kepada pembimbing bagaimana langkah selanjutnya akan dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan yang memperlambat praktikum

Kata penutup

Kepada guru pembimbing kami ucapkan sangat banyak terima kasih karena telah membantu kami dalam proses praktikum serta memberi instruksi cara membuat laporan ini , kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kami dalam proses praktikum maupun pembuatan laporan .Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat untuk pembaca maupun peneliti berikutnya

Jambi,4 april 2016

Daftar pustaka

  • Tjahjadarmawan , Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
  • http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jtk/article/viewFile/7315/3533
  • Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 3 (September 2014) oleh Laura Olivia Siahaan, Elvi Rasida Florentina Hutapea, Rondang Tambun 

Didesign oleh             : Joseph Lie
Anggota kelompok     : Joseph Lie , Kevin Hadilistiyanto , Leonardo Calvin
Documenter                : Leonardo Calvin , Kevin hadilistianto
Guru Pembimbing      : Elizabeth Tjahjadarmawan , S.Si , M.Pd